Oleh : Ashari Rasjid1, Kahayan2, Zaenab1 ( 1. Poltekkes Kemenkes Makassar 2. Poltekkes Kemenkes Pontianak )
Buang air besar sembarangan ( BABS ) merupakan masalah kesehatan utama secara global, dimana sebesar 1,1 milyar orang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di area terbuka, dari data tersebut diatas sebesar 81% penduduk yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terdapat di 10 negara dan Indonesia sebagai negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu India (58%), Indonesia (12,9%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%)(WHO, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas audiovisual dan model percontohan sebagai media rekayasa sosial bidang kesehatan terhadap perubahan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan Dalam Mewujudkan Keluarga Sehat. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang Diklasifikasi sebagai warga (BABS) oleh fasilitator/kepala desa/ sanitarian PKM Bersedia menjadi responden dan mampu berkomunikasi.
Data yang telah disusun dalam bentuk tabel dianalisis secara statistik untuk membuktikan perbedaan perilaku, sikap dan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah perlakuan Untuk melihat signifikansi perubahan dalam penelitian yang dilakukan Analisisnya dilakukan secara Wilcoxon
Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dari nilai Pre Test ke nilai Post Test yang menujukkan perbedaan yang bermakna hal ini berdasarkan output “Test Statistics” Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,00. Karena nilai 0,00 lebih kecil dari < 0,05, metode audio visual dan pembuatan jamban percontohan sangat efektif dalam merubah sikap masyarakat pulau sapuli tentang pemanfaatan jamban untuk tidak buang air sembarangan. Hal ini berdasarkan hasil output “Test Statistics” Wilcoxon, diketahui Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,000. Karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, sedangkan hasil uji perilaku diketahui Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,00. Karena nilai 0,00 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perilaku pada responden yang mendapatkan penyuluhan dengan metode audio visual dan pembuatan media percontohan.
Di harapkan dukungan dari aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam hal pemanfaatan jamban, membangun jamban sehat yang hemat dana, dan hemat bahan material, misalnya lewat forum arisan, pengajian, dengan metode ceramah dan diskusi yang dilakukan secara menyeluruh serta dapat mempertahankan komitmen masyarakat pulau sapuli yang sudah ada untuk tidak buang air besar sembarangan dengan menambah fasilitas jamban ataupun dengan mengeluarkan kebijakan yang bersifat pengawasan.
Kata Kunci : BABS, Audiovisual, Jamban sehat