PMM – Kesehatan Lingkungan https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/ Politeknik Kesehatan Makassar Sun, 01 Dec 2024 12:09:33 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/cropped-logo-poltek-32x32.png PMM – Kesehatan Lingkungan https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/ 32 32 MIKROBIOLOGI DALAM PENGEMASAN ASEPTIK https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/mikrobiologi-dalam-pengemasan-aseptik/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/mikrobiologi-dalam-pengemasan-aseptik/#respond Sat, 29 Oct 2016 08:58:05 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=56  

  • Mikrobiologi makanan dan minuman dalam kemasan aseptik adalah suatu konsep yang membahas tentang mikroorganisme dalam kaitannya dengan bahan makanan kemasan.
  • Yang termasuk dalam bahan makanan kemasan adalah makanan kaleng, air mineral, teh kotak, susu kotak, es krim, sirup jamu, dan sebagainya.
  • Bahan pangan mempunyai mikroflora yang spesifik, sehingga organisme tertentu akan masuk dalam bahan pangan selama proses pengemasan baik melalui debu tanah, dari zat penyususun, maupun dari peralatannya.
  • Agar proses pengemasan berhasil dengan baik, berdasarkan asiditas bahan pangan yang dimiliki dan kaitannya dengan organisme pembusuk yang sesuai, maka ada pedoman yang harus diperhatikan.

GENUS MIKROBA YANG UMUMNYA BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUSUKAN DARI BAHAN PANGAN.

  •  Produk susu : Sterptococci, Lactobacilli, Microbacterium, Achromobacter, Pseudomonas, dan Plavobacterium, serta Bacili.
  • Daging segar : Achromobacter, Pseudomonas, dan Plavobacterium, Micrococci, Cladosporium, Thamnidium.
  • Daging sapi : Micrococci, Lactobacilli, Sterftococci, Debaryomicues, dan Panicillum.
  • Ikan dan Udang : Achromobacter, Pseudomonas, Plavobacterium, dan Micrococci.
  • Kerang- kerangan : Achromobacter, Pseudomonas, Plavobacterium, an Micrococci.
  • Sayuran : Penicllium, Rhizopus, Lactobacilli, Baccili, Achromobacter, Pseudomonas, Plavobacterium. Buah- buahan : Saccharomyces, Torullosis, Botrytis, Penicllium, Rhizopus, Lactobacilli, Acetobacter.

ORGANISME LAIN YANG BERPERAN PENTING DALAM PRODUKSI BAHAN MAKANAN KEMASAN

  • Thermophilus, yang berperan penting sebagai agen pematangan keju swiss, bersifat fakultatif dengan suhu pertumbuhan berkisar antara 77- 140 0 F dan optimum pada suhu 120 0F.
  • Lactobacillus vulgaris, berperan penting dalam produksi yogurt ( fermentasi asam laktat, non sporming, fakultatif, dengan suhu pertumbuhan berkisar antara 77- 140 0F dan optimunya 120 0F.
  • Lactobacillus delburckii, pengemasan campuran bir, pembuat asam laktat, nosporming, suhu pertumbuhan berkisar antara 70- 140 F, dan optimunnya 113 F.
  • Bacillus colidolactis, berperan dalam penggumpalan susu pada suhu tinggi, sporoforming, thermofilik, kisaran suhu pertumbuhan antara 113- 167 0F dengan suhu optimun 131- 149 0F, bersifat fakultatif.
  • Bacillus thermoacidurant, menyebabkan kemasan sari buah tomat bersifat sporoforming, thermofilik, kisaran suhu pertumbuhan 113 0F dan suhu optimun 80- 140 0 F, bersifat fakultatif.
  • Bacillus stearmophilus, menyebabkan keasaman bahan makanan kemasan, sporoforming, termofilik, degan suhu pertumbuhan 113- 169 0 F dan suhu optimum 122 0F, bersifat fakultatif.
  • Thermosacharolyticum, menyebabkan penggembungan pada bahan pangan kaleng, bersifat sporoforming, termofilik, dengan suhu pertumbuhan 113- 169 0F, suhu optimum 131- 143 0F.
  • Nigrificans, menghasilkan sulfida pada bahan pangan kemasan, merupakan bakteri thermofilik, sporoforming, anaerobik, dengan kisaran suhu perumbuhan 80- 158 0F dan optimun pada suhu 131 0F
]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/mikrobiologi-dalam-pengemasan-aseptik/feed/ 0
PENGEMASAN MAKANAN https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengemasan-makanan/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengemasan-makanan/#respond Wed, 29 Oct 2014 08:55:29 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=54 KEMASASAN TERHADAP BAHAN PANGAN DIMAKSUDKAN :

  • Untuk membatasi antara bahan pangan dan keadaan normal disekelilingnya.
  • Untuk menunda proses kerusakan dalam jangka waktu yang diinginkan.
  • Proses kerusakan dan pembusukan produk pangan selama penyimpanan merupakan masalah utama yang berkaitan dengan pengemasan pangan itu sendiri

1.FUNSI KEMASAN :

  1. Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memeberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
  2. Harus memberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen, dan sinar.
  3. Harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis, dalam proses pengepakan yaitu selama selama pemasukan bahan pangan dalam kemasan.
  4. Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dan bukan saja memberi kemudahan pada konsumen.
  5. Harus memberikan pengenal, keterangan dan daya tarik penjualan. Unit- unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginya dan melindungi apa yang dijual.

RISIKO PENGEMASAN :

  1. Sebelum tekhnik pengepakan dan bahan- bahan pengemas dapat dipergunakan secara efesien maka perlu menentukan mutu standart yang baik bagi bahan maupun prosesnya.\
  2. Hal ini dapat dilakukan dengan baik, jika manajmen tertinggi mendesak untuk melaksanakan proses dengan mutu yang tinggi.
  3. Standart pengemasan dibuat sehubungan dengan standart yang yang telah diatur oleh perusahaan untuk mutu dan hyigienis dari bahan pangan itu sendiri, bila standart kebersihan, keamanan dan memungkinkan kontaminasi yang rendah dari mikroorganisme telah diatur untuk bahan pangan, sehingga untuk bahan pengemas dan proses pengemasanpun dilakukan sama.
  4. Kondisi penyimpanan, harus diperhatiakan sehingga dapat menekan kemungkinan yang terjadi serendah mungkin.
  5. Wadah yang digunakan telah disterilkan sebelum digunakan,atau setelah wadah diisi.
  6. Risiko lain kemungkinanan masuknya racun dari bahan pengemas kedalam bahan makanan atau pemindahan bau dari bahan pengemas ke produk pangan tersebut.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA AWET BAHAN PANGAN YANG DIKEMAS. :

  1. Sifat alamiah dari bahan pangan dan mekanisme bahan tersebut mengalami kerusakan.
  2. Ukuran bahan pengemas sehubungan dengan volumenya.
  3. Kondisi atmosphere (suhu &kelembaban) kemasan dibutuhkan untuk melindungi selama pengangkutan dan sebelum digunakan.
  4. Ketahanan bahan pengemas secara keseluruhan terhadap air, gas, bau, termasuk ketahanan dari tutup, penutup, dan lipatan.

TIPE WADAH DAN BAHAN KEMASAN :

  • Wadah luar ( wadah pengangkutan).—- berfungsi melindungi isi selama pengangkutan.
  • Wadah untuk konsumen ( wadah penjualan)— memberikan sejumlah terentu barang satu unit yang akan dibeli oleh konsumen dari toko pengencer

Berdasarkan bahanya, kemasan untuk pangan dikelompokkan menjadi:

  1. Kemasan logam.
  2. Kemasan gelas.
  3. Kemasan plastik.
  4. Kemasan kertas.
  5. Kemasan lapisan
]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengemasan-makanan/feed/ 0
Bahan Tambahan Pangan (BTP) https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/bahan-tambahan-pangan-btp/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/bahan-tambahan-pangan-btp/#respond Tue, 29 Apr 2014 09:51:46 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=60 Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan/campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.

Pengertian Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 No.1168/Menkes/PER/X/1999 secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempuyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak langsung) suatu komponan yang mempengaruhi sifat khas makanan.

Tujuan penggunaan BTM dalam pangan adalah untuk:

  1. Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah
  2. terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan.
  3. Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan enak dimulut.
  4. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik.
  5. Meningkatkan kualitas pangan.
  6. Menghemat biaya.

Pewarna

  1. Penambahan bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu:
  2. Memberi kesan menarik bagi konsumen
  3. Menyeragamkan warna makanan
  4. Menstabilkan warna
  5. Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
  6. Mengatasi pembahan warna selama penyimpanan
  7. Beberapa pewarna terlarang dan berbahaya yang sering ditemukan pada jajanan adalah Metanil Yellow (kuning metanil) yang berwarna kuning dan Rhodamin B yang berwarna merah. Kedua perwarna ini telah di buktikan menyebabkan kanker yang gejalanya tidak dapat terlihat langsung setelah dikonsumsi.
]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/bahan-tambahan-pangan-btp/feed/ 0
PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN JADI https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengambilan-contoh-makanan-jadi/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengambilan-contoh-makanan-jadi/#respond Tue, 29 Apr 2014 08:39:29 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=48

 “Pentingnya Makanan Bagi Manusia”

  1. untuk pertumbuhan badan
  2. memelihara jaringan tubuh yang tua atau rusak
  3. untuk proses metabolisme dan menghasilkan energi

Makanan yang memenuhi syarat :
-Memenuhi gizi yang cukup
-Bersih & Sehat
-Mudah dicerna & diserap tubuh
-Bentuk yang menarik & enak rasanya

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel makanan :

1.Tenaga pengambil
2.Peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel
3.Cara pengambilan sampel
4.Cantumkan label pengiriman

Alat & Bahan :

•Botol sampel or kantong plastik steril
•Sendok steril
•Sarung tangan steril or sabun (desinfektan)
•Label or etiket (alat tulis menulis)
•Termos Es Tas pembawa contoh
Prosedur Kerja :

  1. Persiapkan alat & bahan
  2. Persiapkan catatan & formulir pemeriksaan
  3. Minta makanan satu porsi, lalu bayar seperti biasa untuk mencegah kemungkinan diberikannya contoh yg sudah dipersiapkan sebelumnya.(min 100 gram)
  4. Makanan dimasukkan kedalam botol or kantong plastik steril, dgn cara sesuai keperluan :
  • secara total, cukup memasukkan bersama dalam satu wadah (dicampurkan)
  • setiap jenis makanan,setiap makanan dimasukkan kedalam wadah sendiri-sendiri yang terpisah

5. Ambil makanan dgn sendok steril dan pisau steril
6. Pisau atau sendok steril harus dibungkus steril sebelum dipakai, jika perlu sterilisasi di lapangan dgn
dipanaskan diatas lampu spritus beberapa saat & tunggu sampai kembali dingin
7. Segera setelah pengambilan harus sudah sampai di lab pemeriksa dlm waktu 1 X 24 jam
8. Bila tidak memungkinkan, sampel dibungkus dgn aluminium foil dan ditempatkan pada suhu dibawah
4˚C selama dalam penyimpanan dan perjalanan
9. Penggunaan termos adalah cukup baik untuk membawa sampel, atau bisa juga dalam kotak/dos yang
berisi es kering (dry ice) dan dibungkus rapat
10. Membawa sampel ke lab dengan formulir pengiriman sampel

]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengambilan-contoh-makanan-jadi/feed/ 0