Bahan Ajar – Kesehatan Lingkungan https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/ Politeknik Kesehatan Makassar Sun, 01 Dec 2024 12:09:39 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/cropped-logo-poltek-32x32.png Bahan Ajar – Kesehatan Lingkungan https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/ 32 32 Sanitasi https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/271/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/271/#respond Wed, 21 Dec 2016 02:34:43 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=271 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : sanitasi/sa·ni·ta·si/n usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat; — lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara
Menurut Perpres No 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PPAMS), sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan melalui pembangunan sanitasi.
Pembangunan sanitasi adalah upaya peningkatan kualitas dan perluasan pelayanan persampahan rumah tangga, air limbah domestik, dan pengolahan drainase lingkungan secara terpadu dan berkelanjutan melalui peningkatan perencanaan, kelembagaan, pelaksana dan pengawasan yang baik. Perencanaan sanitasi adalah dokumen yang meliputi peta jalan (roadmap) sanitasi nasional, peta jalan (roadmap) sanitasi provinsi, dan strategi sanitasi kabupaten/kota.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).

Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan

Menurut Para Ahli : 

Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan sebagai penjagaan kesehatan. Ehler dan Steel mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang
ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai penularan penyakit. Sedangkan menurut Azawar mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup

Menurut Notoadmojo, sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya.

Soemirat mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia

Jadi dari pengertian di atas bisa disimpukan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.

Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan limbah dari manusia, hewan dan industri yang efisien, perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimia, udara yang bersih dan aman; rumah yang bersih dan aman. Dari defenisi tersebut, tampak bahwa sanitasi lingkungan ditujukan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika kesehatan terganggu, maka kesejahteraan juga akan berkurang. Karena itu upaya sanitasi lingkungan menjadi penting dalam meningkatkan kesejahteraan

]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/271/feed/ 0
Pengertian Kesehatan Lingkungan Dan Menurut Para Ahli https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengertian-kesehatan-lingkungan-dan-menurut-para-ahli/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengertian-kesehatan-lingkungan-dan-menurut-para-ahli/#respond Wed, 21 Dec 2016 02:10:03 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=266 Berikut ini pengertian kesehatan lingkungan dan menurut para ahli yang dapat kamu pahami secara lebih lengkap di artikel ini.

Apa itu kesehatan lingkungan?

Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit.

Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan komponen lingkungan hidup yang menimbulkan ancaman/berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat umum.

Di bawah ini Pengertian kesehatan lingkungan menurut para ahli

  • Menurut, Slamet Riyadi – Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral dari ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan membina & meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.
  • Lalu menurut, H.J. Mukono – Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan.
  • Sedangkan menurut, WHO (World Health Organization) – Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia & lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
  • Dan menurut, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) – Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Inilah ruang lingkupnya menurut WHO, diantaranya ada 17 (tujuh belas):

  1. Penyediaan Air Minum.
  2. Pengelolaan air buangan & pengendalian pencemaran.
  3. Pembuangan sampah padat.
  4. Pengendalian vektor. (Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor dengan maksud mencegah atau pemberantas penyakit yang ditularkan vektor atau gangguan yang diakibatkan oleh vektor.)
  5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia. (Ekskreta maksudnya semua zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.)
  6. Higiene makanan, termasuk higiene susu.
  7. Pengendalian pencemaran udara.
  8. Pengendalian radiasi.
  9. Kesehatan kerja
  10. Pengendalian kebisingan.
  11. Perumahan & pemukiman.
  12. Aspek kesling & transportasi udara.
  13. Perencanaan daerah & perkotaan.
  14. Pencegahan kecelakaan.
  15. Rekreasi umum & pariwisata.
  16. Tindakan – tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic atau wabah, bencana alam & perpindahan penduduk.
  17. Dan yang terakhir, Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Tujuan Kesehatan lingkungan

Yang pertama untuk melakukan Koreksi, memperkecil/memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk pencegahan, mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkan dari bahaya penyakit.

sumber rujukan : http://www.pengertianku.net/2014/11/inilah-pengertian-kesehatan-lingkungan-dan-menurut-para-ahli.html

]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengertian-kesehatan-lingkungan-dan-menurut-para-ahli/feed/ 0
TABEL PERHITUNGAN HASIL TES PERCOLASI https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/tabel-perhitungan-hasil-tes-percolasi/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/tabel-perhitungan-hasil-tes-percolasi/#respond Sat, 29 Oct 2016 09:00:09 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=58 Tabel : Kebutuhan luas dasar saluran peresapan berdasarkan angka

peresapan (diadopsi dari EG wagner dan JN Lanoix, 1958)

Procolation Rate Luas peresapan yang dibutuhkan per orang (m2) Keterangan
Untuk perumahan Untuk sekolahan
2 atau kurang

3

4

5

10

15

30

45

60

0,24

0,30

0,34

0,36

0,48

0,56

0,74

0,88

1,00

0,80

0,10

0,12

0,12

0,18

0,20

0,28

0,32

0,36

Effluent dari Septikk Tank 20 Per orang Per hari

Table di bawah ini adalah untuk mempermudah menghitung luas dinding efektif dari sumur peresapan yang berbentuk silinder pada diameter dan kadalaman tertentu. 

   Table. Kedalaman Sumur dan Diameter untuk Peresapan

Diameter Sumur Peresapan (cm) Luas Dinding Efektif (m²)
Kedalaman Sumur di Ukur dari Inlet
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
90

120

150

180

210

240

270

300

0,85

1,13

1,41

1,70

1,98

2,26

2,54

2,77

1,70

2,26

2,83

3,39

3,96

4,62

5,09

5,65

2,54

3,39

4,30

5,09

5,93

6,78

7,63

8,48

3,39

4,62

5,65

6,78

7,91

9,04

10,14

10,30

4,24

5,65

7,87

8,48

9,90

11,30

12,72

14,13

5,09

6,78

8,48

10,17

11,87

13,83

15,26

16,96

5,43

7,91

9,89

11,87

13,85

15,83

17,80

19,78

6,70

9,04

11,30

14,56

15,83

18,09

20,35

22,61

7,63

10,17

12,72

15,26

17,80

20,35

22,89

25,43

8,48

11,30

14,13

16,96

19,78

22,61

25,43

28,26

Table berikut ini adalah mempermudah menghitung luas dinding efektif dari sumber peresapan yang berbentuk empat persegi panjang pada kelebaran, kepanjangan dan kedalaman tertentu.

 

   Table Kedalaman sumur, Lebar dan Panjang Peresapan

Lebar sumur peresapan (cm) Panjang sumur peresapan Luas dinding efektif
Dalam sumur diukur dari (cm)
60 90 120 150 180 210 240 270 300
90

100

120

150

200

250

300

350

400

150

200

250

300

350

400

150

200

250

300

350

400

2,88

3,48

4,08

4,68

5,28

5,88

3,00

3,60

4,20

4,80

5,40

6,00

3,24

3,84

4,44

5,04

5,64

6,24

4,32

5,22

6,12

7,02

7,92

8,82

4,50

5,40

6,30

7,20

8,10

9,00

4,86

5,76

6,66

7,56

8,46

9,36

5,76

6,96

8,16

9,36

10,56

11,76

6,00

7,20

8,40

9,60

10,80

12,00

6,48

7,68

8,88

10,08

11,28

12,48

7,20

8,70

10,20

11,70

13,20

14,70

7,50

9,00

10,50

12,00

13,50

15,00

8,10

9,60

11,10

12.60

14,10

15,60

8,64

10,44

12,24

14,04

15,84

17,64

9,00

10,80

12,60

14,40

16,20

18,00

9,72

11,52

13,32

15,12

16,92

18,72

10,08

12,18

14,28

16,38

18,48

20,58

10,50

12,60

14,70

16,80

18,90

21,00

11,34

13,44

15,54

17,64

19,74

21,94

11,52

13,92

16,32

18,72

21,12

23,52

12,00

14,40

16,80

19,20

21,60

24,00

12,96

15,36

17,76

20,16

22,56

24,96

12,96

15,66

18,38

21,06

23,76

26,46

13,50

16,20

18,90

21,60

24,30

27,00

14,58

17,28

19,28

22,68

25,38

28,08

14,40

17,40

20,40

23,40

26,40

29,40

15,00

18,00

21,00

24,00

27,00

30,00

16,20

19,20

22,20

25,20

28,20

32,20

]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/tabel-perhitungan-hasil-tes-percolasi/feed/ 0
MIKROBIOLOGI DALAM PENGEMASAN ASEPTIK https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/mikrobiologi-dalam-pengemasan-aseptik/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/mikrobiologi-dalam-pengemasan-aseptik/#respond Sat, 29 Oct 2016 08:58:05 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=56  

  • Mikrobiologi makanan dan minuman dalam kemasan aseptik adalah suatu konsep yang membahas tentang mikroorganisme dalam kaitannya dengan bahan makanan kemasan.
  • Yang termasuk dalam bahan makanan kemasan adalah makanan kaleng, air mineral, teh kotak, susu kotak, es krim, sirup jamu, dan sebagainya.
  • Bahan pangan mempunyai mikroflora yang spesifik, sehingga organisme tertentu akan masuk dalam bahan pangan selama proses pengemasan baik melalui debu tanah, dari zat penyususun, maupun dari peralatannya.
  • Agar proses pengemasan berhasil dengan baik, berdasarkan asiditas bahan pangan yang dimiliki dan kaitannya dengan organisme pembusuk yang sesuai, maka ada pedoman yang harus diperhatikan.

GENUS MIKROBA YANG UMUMNYA BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUSUKAN DARI BAHAN PANGAN.

  •  Produk susu : Sterptococci, Lactobacilli, Microbacterium, Achromobacter, Pseudomonas, dan Plavobacterium, serta Bacili.
  • Daging segar : Achromobacter, Pseudomonas, dan Plavobacterium, Micrococci, Cladosporium, Thamnidium.
  • Daging sapi : Micrococci, Lactobacilli, Sterftococci, Debaryomicues, dan Panicillum.
  • Ikan dan Udang : Achromobacter, Pseudomonas, Plavobacterium, dan Micrococci.
  • Kerang- kerangan : Achromobacter, Pseudomonas, Plavobacterium, an Micrococci.
  • Sayuran : Penicllium, Rhizopus, Lactobacilli, Baccili, Achromobacter, Pseudomonas, Plavobacterium. Buah- buahan : Saccharomyces, Torullosis, Botrytis, Penicllium, Rhizopus, Lactobacilli, Acetobacter.

ORGANISME LAIN YANG BERPERAN PENTING DALAM PRODUKSI BAHAN MAKANAN KEMASAN

  • Thermophilus, yang berperan penting sebagai agen pematangan keju swiss, bersifat fakultatif dengan suhu pertumbuhan berkisar antara 77- 140 0 F dan optimum pada suhu 120 0F.
  • Lactobacillus vulgaris, berperan penting dalam produksi yogurt ( fermentasi asam laktat, non sporming, fakultatif, dengan suhu pertumbuhan berkisar antara 77- 140 0F dan optimunya 120 0F.
  • Lactobacillus delburckii, pengemasan campuran bir, pembuat asam laktat, nosporming, suhu pertumbuhan berkisar antara 70- 140 F, dan optimunnya 113 F.
  • Bacillus colidolactis, berperan dalam penggumpalan susu pada suhu tinggi, sporoforming, thermofilik, kisaran suhu pertumbuhan antara 113- 167 0F dengan suhu optimun 131- 149 0F, bersifat fakultatif.
  • Bacillus thermoacidurant, menyebabkan kemasan sari buah tomat bersifat sporoforming, thermofilik, kisaran suhu pertumbuhan 113 0F dan suhu optimun 80- 140 0 F, bersifat fakultatif.
  • Bacillus stearmophilus, menyebabkan keasaman bahan makanan kemasan, sporoforming, termofilik, degan suhu pertumbuhan 113- 169 0 F dan suhu optimum 122 0F, bersifat fakultatif.
  • Thermosacharolyticum, menyebabkan penggembungan pada bahan pangan kaleng, bersifat sporoforming, termofilik, dengan suhu pertumbuhan 113- 169 0F, suhu optimum 131- 143 0F.
  • Nigrificans, menghasilkan sulfida pada bahan pangan kemasan, merupakan bakteri thermofilik, sporoforming, anaerobik, dengan kisaran suhu perumbuhan 80- 158 0F dan optimun pada suhu 131 0F
]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/mikrobiologi-dalam-pengemasan-aseptik/feed/ 0
PENGEMASAN MAKANAN https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengemasan-makanan/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengemasan-makanan/#respond Wed, 29 Oct 2014 08:55:29 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=54 KEMASASAN TERHADAP BAHAN PANGAN DIMAKSUDKAN :

  • Untuk membatasi antara bahan pangan dan keadaan normal disekelilingnya.
  • Untuk menunda proses kerusakan dalam jangka waktu yang diinginkan.
  • Proses kerusakan dan pembusukan produk pangan selama penyimpanan merupakan masalah utama yang berkaitan dengan pengemasan pangan itu sendiri

1.FUNSI KEMASAN :

  1. Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memeberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
  2. Harus memberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen, dan sinar.
  3. Harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis, dalam proses pengepakan yaitu selama selama pemasukan bahan pangan dalam kemasan.
  4. Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dan bukan saja memberi kemudahan pada konsumen.
  5. Harus memberikan pengenal, keterangan dan daya tarik penjualan. Unit- unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginya dan melindungi apa yang dijual.

RISIKO PENGEMASAN :

  1. Sebelum tekhnik pengepakan dan bahan- bahan pengemas dapat dipergunakan secara efesien maka perlu menentukan mutu standart yang baik bagi bahan maupun prosesnya.\
  2. Hal ini dapat dilakukan dengan baik, jika manajmen tertinggi mendesak untuk melaksanakan proses dengan mutu yang tinggi.
  3. Standart pengemasan dibuat sehubungan dengan standart yang yang telah diatur oleh perusahaan untuk mutu dan hyigienis dari bahan pangan itu sendiri, bila standart kebersihan, keamanan dan memungkinkan kontaminasi yang rendah dari mikroorganisme telah diatur untuk bahan pangan, sehingga untuk bahan pengemas dan proses pengemasanpun dilakukan sama.
  4. Kondisi penyimpanan, harus diperhatiakan sehingga dapat menekan kemungkinan yang terjadi serendah mungkin.
  5. Wadah yang digunakan telah disterilkan sebelum digunakan,atau setelah wadah diisi.
  6. Risiko lain kemungkinanan masuknya racun dari bahan pengemas kedalam bahan makanan atau pemindahan bau dari bahan pengemas ke produk pangan tersebut.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA AWET BAHAN PANGAN YANG DIKEMAS. :

  1. Sifat alamiah dari bahan pangan dan mekanisme bahan tersebut mengalami kerusakan.
  2. Ukuran bahan pengemas sehubungan dengan volumenya.
  3. Kondisi atmosphere (suhu &kelembaban) kemasan dibutuhkan untuk melindungi selama pengangkutan dan sebelum digunakan.
  4. Ketahanan bahan pengemas secara keseluruhan terhadap air, gas, bau, termasuk ketahanan dari tutup, penutup, dan lipatan.

TIPE WADAH DAN BAHAN KEMASAN :

  • Wadah luar ( wadah pengangkutan).—- berfungsi melindungi isi selama pengangkutan.
  • Wadah untuk konsumen ( wadah penjualan)— memberikan sejumlah terentu barang satu unit yang akan dibeli oleh konsumen dari toko pengencer

Berdasarkan bahanya, kemasan untuk pangan dikelompokkan menjadi:

  1. Kemasan logam.
  2. Kemasan gelas.
  3. Kemasan plastik.
  4. Kemasan kertas.
  5. Kemasan lapisan
]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengemasan-makanan/feed/ 0
Bahan Tambahan Pangan (BTP) https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/bahan-tambahan-pangan-btp/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/bahan-tambahan-pangan-btp/#respond Tue, 29 Apr 2014 09:51:46 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=60 Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan/campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.

Pengertian Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 No.1168/Menkes/PER/X/1999 secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempuyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak langsung) suatu komponan yang mempengaruhi sifat khas makanan.

Tujuan penggunaan BTM dalam pangan adalah untuk:

  1. Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah
  2. terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan.
  3. Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan enak dimulut.
  4. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik.
  5. Meningkatkan kualitas pangan.
  6. Menghemat biaya.

Pewarna

  1. Penambahan bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu:
  2. Memberi kesan menarik bagi konsumen
  3. Menyeragamkan warna makanan
  4. Menstabilkan warna
  5. Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
  6. Mengatasi pembahan warna selama penyimpanan
  7. Beberapa pewarna terlarang dan berbahaya yang sering ditemukan pada jajanan adalah Metanil Yellow (kuning metanil) yang berwarna kuning dan Rhodamin B yang berwarna merah. Kedua perwarna ini telah di buktikan menyebabkan kanker yang gejalanya tidak dapat terlihat langsung setelah dikonsumsi.
]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/bahan-tambahan-pangan-btp/feed/ 0
PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN JADI https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengambilan-contoh-makanan-jadi/ https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengambilan-contoh-makanan-jadi/#respond Tue, 29 Apr 2014 08:39:29 +0000 http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/?p=48

 “Pentingnya Makanan Bagi Manusia”

  1. untuk pertumbuhan badan
  2. memelihara jaringan tubuh yang tua atau rusak
  3. untuk proses metabolisme dan menghasilkan energi

Makanan yang memenuhi syarat :
-Memenuhi gizi yang cukup
-Bersih & Sehat
-Mudah dicerna & diserap tubuh
-Bentuk yang menarik & enak rasanya

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel makanan :

1.Tenaga pengambil
2.Peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel
3.Cara pengambilan sampel
4.Cantumkan label pengiriman

Alat & Bahan :

•Botol sampel or kantong plastik steril
•Sendok steril
•Sarung tangan steril or sabun (desinfektan)
•Label or etiket (alat tulis menulis)
•Termos Es Tas pembawa contoh
Prosedur Kerja :

  1. Persiapkan alat & bahan
  2. Persiapkan catatan & formulir pemeriksaan
  3. Minta makanan satu porsi, lalu bayar seperti biasa untuk mencegah kemungkinan diberikannya contoh yg sudah dipersiapkan sebelumnya.(min 100 gram)
  4. Makanan dimasukkan kedalam botol or kantong plastik steril, dgn cara sesuai keperluan :
  • secara total, cukup memasukkan bersama dalam satu wadah (dicampurkan)
  • setiap jenis makanan,setiap makanan dimasukkan kedalam wadah sendiri-sendiri yang terpisah

5. Ambil makanan dgn sendok steril dan pisau steril
6. Pisau atau sendok steril harus dibungkus steril sebelum dipakai, jika perlu sterilisasi di lapangan dgn
dipanaskan diatas lampu spritus beberapa saat & tunggu sampai kembali dingin
7. Segera setelah pengambilan harus sudah sampai di lab pemeriksa dlm waktu 1 X 24 jam
8. Bila tidak memungkinkan, sampel dibungkus dgn aluminium foil dan ditempatkan pada suhu dibawah
4˚C selama dalam penyimpanan dan perjalanan
9. Penggunaan termos adalah cukup baik untuk membawa sampel, atau bisa juga dalam kotak/dos yang
berisi es kering (dry ice) dan dibungkus rapat
10. Membawa sampel ke lab dengan formulir pengiriman sampel

]]>
https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengambilan-contoh-makanan-jadi/feed/ 0